Rabu, 25 Maret 2015

Tiga Puisi dari Allen Ginsberg

Menahan diri

Udara menjelma gelap, malam sedang bersedih
Aku berpura - pura tertidur dan aku merintih
Tak seorang pun peduli ketika seorang lelaki menjadi gila:
Dia menyesal, Tuhan begitu bahagia
Bayangan berubah menjadi tulang

Tiap bayangan memiliki nama;
Ketika aku berpikir tentang bayanganku, aku mengeluh
Aku mendengar rumor itu amat terkenal
Bukan untuk sombong, tapi hanya merasa malu
Bayangan berubah menjadi tulang

Ketika aku tersipu malu aku menangis penuh sukacita
Dan tawa berjatuhan dari dalam diriku seperti batu:
Tawa yang berusia tua dari anak lelaki
Untuk melihat yang masih muda mati penuh malu
Bayangan berubah menjadi tulang

Paterson, Agustus 1948





Metafisika

Ini hanyalah satu dan hanya 
cakrawala;hingga
semua itu menjadi dunia yang pasti.
Tak ada dunia lain.
Lingkaran telah selesai.
Aku hidup dalam keabadian.
Sejumlah arah dalam dunia 
adalah arah dari surga. 

New York, Pertengahan 1949 



Aku bercinta dengan diriku sendiri

Aku bercinta dengan diriku sendiri

Di hadapan cermin, mencium bibirku sendiri,
     sambil kukatakan, "Aku mencintai diriku,
Aku mencintaimu lebih dari siapa pun. "


New York, 30 Desember 1951


*Tiga puisi ini terjemahan dari karya salah seorang penyair Amerika, Allen Ginsberg. 

Minggu, 22 Maret 2015

Argumentum Ornithologicum

Saya memejamkan kedua mata saya dan melihat sekawanan burung. Bayangan itu berlangsung satu detik, atau saya berharap lebih; saya tidak yakin ada berapa banyak burung yang dapat saya lihat. Apakah jumlah burung itu pasti atau tak terbatas? Masalah yang muncul dalam eksistensi Tuhan. Jika Tuhan ada, jumlahnya tentu akan pasti, karena Tuhan tahu ada berapa banyak burung yang saya lihat. Jika Tuhan tidak ada, jumlah burung tidak terbatas, karena tidak satu pun yang dapat menghitung. Dalam kasus ini saya melihat lebih sedikit dari sepuluh burung (saya hendak menerka) dan lebih dari satu, tapi saya tidak melihat sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga atau dua ekor burung. Saya melihat jumlahnya antara sepuluh dan satu, yang bukan sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, dll. Itu integer, bukan sembilan, bukan delapan, bukan lima dan lain - lain, tak terbayangkan. Sebagai kesimpulan, Tuhan ada. 

*Karya Jorge Luis Borges saya terjemahkan dari salah satu karya dalam bukunya The Maker (1960).